.alert { background: #DF01D7; text-align: left; padding: 5px 5px 5px 5px; border-top: 1px dotted #223344;border-bottom: 1px dotted #223344;border-left: 1px dotted #223344;border-right: 1px dotted #223344;}

Beranda Pendidikan

Sabtu, 21 Januari 2012

BELAJAR DARI SEEKOR KUPU-KUPU

Seseorang menemukan kepompong seekor kupu-kupu. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam kupu-kupu dalam kepompong itu ketika dia berjuang memaksa dirinya melewati lubang kecil itu. Kemudian sang kupu-kupu berhenti membuat kemajuan. Kelihatannya dia telah berusaha semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh yang gembung dan kecil, serta sayap-sayap yang mengerut. Orang tersebut terus mengamatinya, karena dia berharap bahwa pada suatu saat, sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya. Sayang, semuanya tak pernah terjadi.
Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengerut. Dia tidak pernah bisa terbang. Yang tidak dimengerti dari kebaikan dan ketergesaan orang tersebut adalah bahwa kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil tersebut adalah cara Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya. Sedemikian sehingga dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan dari kepompong tersebut.
Kadang, perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin malah melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak sekuat yang semestinya kita mampu. Kita mungkin tidak pernah dapat terbang.
Saya memohon kekuatan, dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.
Saya memohon kebijakan, dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.
Saya memohon kemakmuran, dan Tuhan memberi saya otak dan tenaga untuk bekerja.
Saya memohon keteguhan hati, dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi.
Saya memohon cinta, dan Tuhan memberi saya orang-orang bermasalah untuk ditolong.
Saya memohon kemurahan/kebaikan hati, dan Tuhan memberi saya kesempatan-kesempatan.
Saya tidak memperoleh yang saya inginkan, saya mendapatkan segala yang saya butuhkan.


—————(diambil dari majalah ‘Paras’ No.20/Tahun II Mei 2005)

Jumat, 20 Januari 2012

CINTA DAN PERUBAHAN

Kata mutiara, "Cinta itu indah". Kata sang pujangga, "Cinta itu anugrah". Kata sang penyair, "Cinta itu sihir".
Menurut Sholihin Abu 'Izzudin dalam bukunya (Bahasa Cinta, 2005), Cinta merupakan jalan pintas menuju perubahan. Betapa banyak jiwa berubah menjadi baik disebabkan cinta. Berapa banyak akal yang terbenahi karena cinta? Namun tanpa disadari salah cinta bisa menghancurkan jiwa, raga, keluarga, masyarakat, negeri, bahkan ummat manusia seluruhnya. Cinta mesti kita kelola secara profesional agar tidak menuai malapetaka. Cinta adalah senjata masa depan hingga kiamat datang. Cinta mampu merubah manusia.
Nah, itu kata bang Sholihin.
kalau menurut ara sih... emmmh.... 
Cinta itu adalah suatu emosi yang dianugrahkan Allah kepada seseorang. Cinta itu penuh motivasi. Membawa perubahan pada diri seseorang, membuatnya ingin jadi lebih baik dari sebelumnya. Walaupun hanya perubahan kecil, tetap saja itu adalah perubahan yang membuktikan betapa dahsyatnya pengaruh cinta pada diri seseorang. Cinta membuat seseorang seperti tersihir, karena segalanya terasa indah. Yang kurang bagus jadi terlihat sangat bagus, yang biasa-biasa aja terlihat sangat ganteng/cantik. Bahkan kata orang-orang, kalau sudah cinta, tahi kucing pun jadi rasa coklat. Hiiiiiiiiii..... Cinta yang dikelola dengan benar, diarahkan ke arah yang benar, sesuai tuntunan syariat. InsyaAllah membawa manfaat. Tapi jika sebaliknnya, maka itu bisa menjadi malapetaka bahkan mendatangkan adzab dari Sang Pemilik Cinta (Allah SWT).

dunia hewan (ppt)

kingdom animalia